Minggu, 12 Februari 2017

Hoax



Gue sekarang melihat isu-isu yang tersebar diinternet. Entah itu demi kepentingan-kepentingan atau apalah, sangat sulit dibedakan. Kadang gue sebenarnya bingung aja waktu melihat hal tersebut. Benar atau enggak, ya gue gak bisa ngemastiin. Yang pasti itu info yang gue dapet dan sedikit kurang jelas, karena tanpa paparan.

Tapi kadang gue berusaha agar gak terlalu dalam saat melihat-melihat hal tersebut. Apa yang dilihat disana, belum tentu yang terjadi sebenarnya dilapangan. Sosial media sering menyampaikan berita tanpa memberikan lampiran bukti dan yang melihat hal tersebut kadang mengiyakan, mengatakan bahwa itu kebenarannya.

Gue mengatakan "Kebanyakan apa yang terlihat disosial media hanyalah isu" maka dari itu jangan terlalu dipercaya. Tentunya kita harus membuktikan. Karena tanpa adanya pembuktian bahwa hal tersebut benar atau enggak, gue yakin, bakalan jadi masalah dikehidupan bermasyarakat.

Setiap orang yang menangkap info disosial media berbeda-beda. Bahkan propagandapun dilakukan, walau itu hoax sekalipun demi kepentingan suatu golongan. Dan netizen, mengiyakan karena dia suka berita tersebut walaupun itu hoax.

Pada akhirnya, hal yang sering kita lihat disosial media, ya perdebatan dan perdebatan. Padahal benar atau enggaknya, hal tersebut belum bisa dibuktikan karena seseorang tersebut belum membuktikan sendiri.

Kadang, apa yang disampaikan disosial media juga sering digunakan untuk kepentingan-kepentingan. Menjelekkan 1 pihak, dan pada akhirnya bakalan ada adu argumen para netizen. Padahal, apa yang benar atau enggaknya belum bisa dipastikan.

Semua orang harus tau pasti terlebih dahulu, info apa yang mereka dapat. Benar atau enggaknya seseorang itu harus cari tau. Jangan asal dapat info tanpa paparan lengkap, terus di iya in. Karena, jika salah sedikit aja, maka itu bisa jadi fitnah, dan berakhir pada ranah hukum.

Gue juga yang terkadang bingung sama media, yang seolah-olah senang menangkap informasi tanpa sumbu. Senang akan hal berbau fitnah. Senang akan berita-berita negatif yang akan mereka tayangkan, karna hanya untuk 'kepentingan mereka'. Mereka rela menjelek-jelekkan pihak dan membuat informasi dengan mengada-ada agar rating mereka di masyarakat tinggi. Walaupun mereka sadar akan hal itu. Tetapi mereka hanya manusia yang senang menebar banyaknya sandiwara, biarkanlah mereka berbahagia walaupun banyak orang yang di gosipkan dan ditayangkan di media.
Semua kembali kepada masyarakat (lagi). Bagaimana cara masyarakat menerima berita tanpa ada settingan atau sandiwara semata. Bila masyarakat cerdas, tidak akan tertipu pada informasi tanpa sumbu dari tukang fitnah sejati.

Semoga kalian tidak seperti orang bodoh yang mudah terprovokasi. Dan sekarang, berita hoax sudah menjadi asupan masyarakat sehari-hari.

Jumat, 10 Februari 2017

Jika



 Aku ibarat seperti kaktus. Aku yang selalu membuatmu sakit karena aku, kau tetap memelukku dengan erat. Lembutnya tanganmu membelai helai demi helai rambutku. Hangatnya telapak tanganmu menyentuh wajahku dengan sangat hati-hati. Genggaman tanganmu yang mampu memberikan hangat juga memberikan kenyamanan. Ini sangat aneh! Aku yang terus-menerus membuatmu sedih, khawatir dan bahkan marah karena ulahku. Bodoh memang, aku yang tidak pernah sadar akan semua hal yang kau lakukan padaku!
Bahkan aku tak tahu bagaimana kau bisa sebegitu khawatirnya. Bahkan aku tak tahu bagaimana bisa kau begitu se-perdulinya. Dan bahkan aku tak pernah tahu bagaimana bisa kau tak menginginkan aku terluka.

Kau bilang 'aku mencoba untuk tidak marah & khawatir kepada aku lagi'. Apa itu artinya kau akan pergi? Apa itu artinya kau takkan perduli lagi? Jika memang iya, tak apa. Aku pantas mendapatkan hal ini. Jika memang iya, aku meminta agar waktu pada hari ini berjalan dengan lama. Agar aku bisa bersamamu walau hanya hari ini saja. Tak apa, jika memang iya.. Jika semua akan berakhir, masihkah bisa aku melihat senyum itu lagi? Masihkah bisa aku merasakan lembutnya sentuhanmu lagi? Masihkah aku bisa tertawa disampingmu lagi? Masihkah bisa? Dan masih kah bisa aku menerima sebuah kehilangan?

Aku memang bodoh. Yang tidak pernah mengerti ketulusanmu.