Jumat, 10 Februari 2017

Jika



 Aku ibarat seperti kaktus. Aku yang selalu membuatmu sakit karena aku, kau tetap memelukku dengan erat. Lembutnya tanganmu membelai helai demi helai rambutku. Hangatnya telapak tanganmu menyentuh wajahku dengan sangat hati-hati. Genggaman tanganmu yang mampu memberikan hangat juga memberikan kenyamanan. Ini sangat aneh! Aku yang terus-menerus membuatmu sedih, khawatir dan bahkan marah karena ulahku. Bodoh memang, aku yang tidak pernah sadar akan semua hal yang kau lakukan padaku!
Bahkan aku tak tahu bagaimana kau bisa sebegitu khawatirnya. Bahkan aku tak tahu bagaimana bisa kau begitu se-perdulinya. Dan bahkan aku tak pernah tahu bagaimana bisa kau tak menginginkan aku terluka.

Kau bilang 'aku mencoba untuk tidak marah & khawatir kepada aku lagi'. Apa itu artinya kau akan pergi? Apa itu artinya kau takkan perduli lagi? Jika memang iya, tak apa. Aku pantas mendapatkan hal ini. Jika memang iya, aku meminta agar waktu pada hari ini berjalan dengan lama. Agar aku bisa bersamamu walau hanya hari ini saja. Tak apa, jika memang iya.. Jika semua akan berakhir, masihkah bisa aku melihat senyum itu lagi? Masihkah bisa aku merasakan lembutnya sentuhanmu lagi? Masihkah aku bisa tertawa disampingmu lagi? Masihkah bisa? Dan masih kah bisa aku menerima sebuah kehilangan?

Aku memang bodoh. Yang tidak pernah mengerti ketulusanmu.



1 komentar:

Senja mengatakan...

Emang ya yol??