Kamis, 20 April 2017

Ri(n)du


Pagi ini, berbeda dari pagi pagi sebelumnya. Cahaya matahari pagi begitu menyolok ke jendela kereta yang sedang aku tunggangi. Ada cipratan air embun yang agak menganggu penglihatan ketika menghadap ke jendela dan ingin melihat pemandangan sekitar. Banyak orang yang sedang berbincang dengan menggunakan bahasa jawa. Ah.. lagi lagi bahasa jawa. Rasanya sulit sekali belajar bahasa unik & aneh yang satu itu. Tapi aku tidak memperdulikan sekitar. Aku hanya fokus menatap jendela kereta.

Entah mengapa, pagi ini aku rindu dengannya. Padahal baru saja beberapa jam yang lalu kita bertemu. Namun, ternyata saat ini meninggalkan kamu untuk sementara rasanya berat sangat. Padahal aku tahu bahwa aku akan kembali lagi bersama kamu disana. Seberat inikah pamit untuk sementara?

*

Saat ini sudah malam. Rinduku kian membesar.
Hai rindu yang selalu datang tak kenal pada siapa, tak kenal waktu, dan juga tak kenal tempat. Kepada rindu yang selalu semena-mena menempatkan diri dan menghadirkan diri. Tak bisakah kamu menempatkan diri pada sesuatu yang benar? Kamu bisa saja dengan mudahnya datang semaumu, tanpa mengenal pada siapa kamu harus dijatuhkan, tanpa mengenal kapan waktu harusnya kau ada, tanpa mengenal tempat kapankah aku harusnya merasa rindu. Adanya dirimu membuat segala hal menjadi terasa tak wajar. Iya, tak wajar, karena kamu tak bisa menempatkan dirimu dengan baik. Selalu membuat aku merasa kacau dengan adanya dirimu. Yah namanya juga rindu, andai dia bisa menempatkan dirinya dengan benar, takkan ada kata-kata ini tercipta.

Jika saja rindu tahu diri, mungkin takkan ada tangis yang tercipta karena rindu yang tak berbalas. Jika saja rindu tahu diri, mungkin takkan ada banyak orang diluar sana yang sibuk memendam rindu sendirian. Jika saja.

Andaikan rindu tahu diri, dia mungkin takkan mampu membuat banyak orang kalang kabut menghabiskan sisa malamnya dengan meratapi rindunya yang tak tahu kemana harus bermuara. Rindu-rindu yang menggebu itu, kadang kala tak tahu kemana dia harus menuju, dan kadang kala tak tahu jalan pulang. Andaikan rindu tahu bagaimana dia harus menuju, muaranya pasti saja kamu, satu. Seorang yang tetap dirindukan sekalipun itu adalah salah.

Jarak yang sulit untuk digapai, iya jarak. Terimakasih telah menciptakan rindu diantara aku dan orang-orang yang aku sayangi. Terimakasih atas diciptakannya jarak yang membuat rindu itu tercipta dan menjadikan kita menghargai seberapa pentingnya sebuah pertemuan. Rindu yang selalu membuat adanya sebuah pertemuan kelak di kemudian hari, rindu yang selalu membuat jarak dan waktu merupakan hal yang berarti dan patut untuk diperjuangkan.

Percayalah padaku, jika tak pernah ada yang dinamakan rindu, kita takkan pernah mampu untuk menghargai sebuah pertemuan dan menjaga agar kelak pertemuan tersebut akan selalu terjadi di hari-hari mendatang di hidup kita. Kita akan selalu merasa rindu kepada seseorang karena jarak yang memisahkan dan sulit untuk digapai, satu-satunya obat dari rasa rindu adalah sebuah pertemuan, dan selalu, rasa rindu kelak akan mampu pula mengajarkan kita untuk bersabar dalam mendapatkan apa yang kita mau, dan apa yang kita inginkan. Rasa rindu akan mengajarkan kita untuk senantiasa bersabar demi mengobati rasa tersebut, pertemuan merupakan upah dan buah dari kesabaran, percayalah semua itu takkan berakhir dengan sia-sia.

Berterimakasih lah pada rasa rindu yang mampu menjadikanmu seseorang yang lebih sabar dengan jarak dan waktu.. Berterimakasih lah pada rasa rindu yang menjadikanmu seseorang yang akan lebih menghargai betapa berharganya sebuah pertemuan setelah penantian panjang, rasa menghargai dan ingin menjaga agar kelak di kemudian hati pertemuan itu terulang kembali. Jangan salahkan rindu yang tiba-tiba datang menghampirimu, jika kamu mampu kamu tentu dapat mencari obatnya sendiri, sedangkan jika kamu tidak mampu silahkan nikmati rindu itu sendiri sampai kamu mati rasa. Sesungguhnya rindu tidak selamanya meminta di utarakan, pun tak selamanya meminta disimpan rapat-rapat.

Barangkali saat ini kamu sedang merindukan seseorang, hal yang bisa kamu lakukan adalah menghubunginya, jika orang yang kamu rindukan tak mampu lagi kamu temui, sampaikanlah lewat doa. Rindu tak pernah memaksamu untuk membuat segalanya menjadi rumit, kamu dan pikiranmu membuatnya seperti itu.

Aku merindukanmu, senjaku..



Rabu, 12 April 2017

Teruntuk Kamu




Ya, tidak pernah bosan jari ini untuk menuangkan segala apapun yang ada dipikiranku tentang kamu. Semua hal yang menyangkut dengan dirimu dan segala cerita dirimu.

Kepada kamu, tak banyak harapku akan dirimu, hanya sebuah semoga, semoga kelak kamu mampu menjadi seseorang yang berhasil membuatku kembali membuka pintu hatiku yang sudah lama enggan untuk terbuka lebar, memberanikan diri untuk melawan rasa takut akan terluka kembali dan semoga kamu yang akan menjadi sesorang yang tuhan kirimkan untukku yang nantinya mampu membantuku menghilangkan segala rasa takut dan trauma akan apa yang orang sebut dengan patah hati. Semenjak aku mengenal apa yang dinamakan patah hati, rasanya hati ini harus bekerja ekstra keras, entah untuk menutup segala kemungkinan akan itu, entah untuk menerimanya ketika itu sudah terjadi.. Entah..

Tak perlu banyak menguntai kata-kata cinta, puisi-puisi romantis atau bujuk rayu, hanya perlu menjadi kamu yang mungkin selama ini aku mau. Sebuah kebahagiaan kecil yang diberikan semesta, untuk semnetara, bisa jadi mungkin kamu hanya disewakan saja. Disewakan untuk datang, dan bisa jadi kelak akan pergi lagi. Tak tahu kapan, tergantung tuhan mengizinkan aku ditemani olehmu berapa lama dan tergantung berapa lama aku mampu untuk menjaga dan mempertahankan kamu agar kamu tetap dengan aku. Jika kelak kamu pergi, harapku agar jangan sampai melupakan. Bertemu denganmu saja bukan hal yang mudah, aku menunggu dalam waktu yang lama, dan tuahn menyiampakanmu sudah dengan sebaik mungkin, jadi kiranya kamu mau untuk mengenang dengan baik tentang kita. Kamu, kamu yang aku harapkan.

Aku terlalu banyak berharap akan kamu ya? Maaf, mungkin keahlianku hanya ini, tak ada lagi yang bisa aku banggakan selain mimpi-mimpiku yang mungkin bisa kita wujudkan bersama-sama denganmu, nanti. Kita yang sama-sama mencari, berada di entah dimana, semoga kelak dipertemukan dengan cara yang menyenangkan. Jangan lelah mencari dan jangan berhenti berjalan karena kelak akan ada saatnya ketika tuhan mempertemukan kita. Ingatlah itu.

Jatuh cinta denganmu di hari nanti tentu adalah salah satu pilihan di hidupku yang mungkin tidak boleh aku sesali, karena ini pilihanku dan aku yang harus menanggung segala resikonya. Karena sejatinya, cinta itu sederhana dan menyenangkan, yang mungkin membuatnya rumit adalah kamu, pikiranmu, hatimu, perasaanmu, persepsimu, imajinasimu, fantasimu, khayalanmu, dan segala harapanmu tentunya. Jika ketika kamu jatuh cinta kamu tidak terlalu banyak berharap mungkin takkan kamu temukan terlalu banyak luka disana, karena berharap sebuah balasan lah yang sering kali membuat luka karena pada akhirnya berakhir menjadi debu yang terbang tertiup angin. Tak berarti apa-apa. Nihil. Tak berguna.

Lalu apa lagi? Apakah kamu memiliki harapan juga akan diriku ini? Diriku yang mungkin tak memiliki banyak hal untuk dibangga-banggakan. Sebaiknya tak perlu berekspektasi banyak satu sama lain mungkin, biar kita yang nanti menyusun segala rencana, segala harpan dan keinginan yang bisa kita jadikan nyata bersama-sama. Betul? Ah mana bisa kamu jawab ya? Ya sudahlah, biarkan tulisan ini kelak menemukan tuannya sendiri, jika sudah tiba waktunya, jangan tertawakan tulisan ini. Hanya cukup untuk kamu ketahui bahwa kamu pernah membaca ini. Sekian surat berantakan dariku ini, ini hanya untuk kamu, terimakasih sudah mau membaca hingga selesai, ya. Selamat siang.