Pendidikan karakter adalah bagian hal penting dan harus dimiliki pada manusia. Sudah saat kita kecil diajarkan atau diterapkan pembelajaran karakter didalam diri oleh kedua orang kita. Saat kita duduk disekolah dasar, para guru sibuk membangun karakter kita agar menjadi lebih baik.
Sekarang sudah banyak wacana-wacana dan buku-buju tentang pendidikan karakter, tetapi belum maksimal, masih ada disekitar kita masalah dalam karakter pada usia dini maupun dewasa. Lebih tepatnya "Mahasiswa".
"Loh kenapa mahasiswa harus mendidik karakter? Bukannya sudah saat kecil? Bukannya mahasiswa attitude nya sudah baik?: Eits.. belum tentu juga, mahasiswa juga terkadang membutuhkan didikan karakter untuk etika & moral dirinya. Seperti saya yang masih harus belajar dalam pendidikan karakter.
Permasalahan moral generasi sekarang hanya salah pada penerapan pendidikan karakter dimasa lalu. Terkadang pendidikan hanya mengajar pelajaran intelektualnya saja, sehingga menghasilkan manusia yang pintar tapi tidak baik atau bisa dibilang kurang dengan hal moral.
"Loh kenapa emangnya? Bukannya orang pintar itu sudah baik?" Belum tentu, pintar saja tidak cukup.
Pintar tapi tidak baik itu merupakan suatu bahaya karena mengakibatkan kecurangan-kecurangan, seperti para koruptor.
Banyak mahasiswa yang masih kurang penekanan dalam mendidik karakter, contohnya:
1. Menolak dosen untuk mengganti jam mata perkuliahan dengan nada yang tidak sopan.
Ada teman saya yang berprilaku seperti contoh tadi, untung banget dosennya baik. Coba kalau killer, mungkin nanti nilainya diberi C.
2. Duduk dengan mengangkat kedua kaki dimeja
Betapa tidak sopannya apabila ada dosen dikelas tetapi duduk seperti itu. Umurnya sudah berapa sih?
3. Berkelompok atau membuat genk
Banyak mahasiswa yang jiwanya masih jiwa anak SMA dan SMK. Padahal sudah jelas kalian sudah mahasiswa, bisa membedakan mana yang kekanakan dan dewasa.
4. Pintar tapi songong
Mahasiswa model seperti ini mending buang kelaut aja deh, percuma intelektualnya pintar pikiran tidak pernah digunakan.
5. Cuek atau apatis
Tidak ingin berpartisipasi dalam kampus maupun kelas di fakultas. Tipe mahasiswa seperti ini hanyalah mengejar ipk tinggi tanpa ingin berkontribusi untuk universitas.
Untuk menciptakan peradaban bangsa yang dicita-citakan, maka diperlukan pengoptimalan pendidikan karakter. Dengan cara mengoptimalkan penanaman nilai-nilai luhur di dalam dunia pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Menjadikan nilai-nilai luhur tersebut menjadi suatu kebiasaan. Dan kesemua cara pengoptimalan tersebut akan dapat sempurna apabila seluruh bangsa ini melandasinya dengan jiwa perjuangan dan pengabdian ( patriotisme dan nasionalisme) terhadap tanah air kita Indonesia.